Jumat, 24 Juni 2011

Public Exsternal

Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.

Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external public relations seperti :

*
Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan menerapkan metodenya
*
Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik
*
Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan
*
Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf ke arah yang efektif
*
Mengadakan penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang dihasilkan perusahaan.

[dst]
Suka
Be the first to like this post.
Komentar»

1. orlensi - 25 Februari, 2008

kegiatan eksternal yang lebih dilakukan oleh seorang PR itu biasanya apa saja, dan apabila PR atau Humas pemerintah pa banyak pula yang bisa dilakukan dalam kegiata internal???
Balas
2. mth - 26 Februari, 2008

Klasifikasi relasi publik eksternal mencakup pengembangan hubungan dengan pelanggan, komunitas, pemerintah, dan media massa. Bentuknya bisa beragam, sesuai dengan konteks publik yang dihadapi. Untuk media massa misalnya bisa berupa konferensi pers, press briefing, press tour, press release, special event, press uncheon, atau wawancara pers. Kalau untuk komunitas dan pemerintah bisa berbentuk anjang sana, kirim kalender, agenda, berkala organisasi dan bahan publikasi lain, kartu lebaran/natal, ucapan selamat, pernyataan belasungkawa, sampai penyelenggaraan pertandingan olahraga persahabatan.
Tentang kegiatan internal PR pemerintah dalam pandangan kami banyak kerja yang bisa dilakukan. Akan tetapi belum digarap maksimal. Ini karena adanya paradigma PR yang belum berubah. Satu contoh kelemahan selama ini, ada potensi besar yang bernama PNS tidak dioptimalkan sebagai bagian strategi humas pemerintah. Padahal dalam konteks masyarakat fungsi dan peran mereka (khususnya di kawasan luar jawa) cukup besar.

Kemampuan Public Relations Officer

Profesionalisme seorang Public Relation Officer

PR JOB DESCRIPTION

PR dan media adalah dua profesi yang tidak bisa dipisahkan. Informasi tentang perusahaan mustahil dapat diketahui publik tanpa bantuan media. Sebaliknya, media pun membutuhkan informasi sebagai bahan berita. Memahami tugas wartawan, tidak menghindar dari wartawan, akrab dengan wartawan, dan memberikan informasi yang mereka butuhkan adalah beberapa tata laku PR untuk “merangkul “ mitra media

Teknik Publisitas
Ada 2 unsur utama agar kegiatan PR berhasil meraih publisitas yaitu: kreatifitas pesan dan media. Pesan adalah semua bentuk informasi, pernyataan, penjelasan, tanggapan, data tentang perusahaan yang penting diketahui publik. Media adalah semua bentuk sarana, saluran komunikasi, agar pesan dapat diterima public sasaran pada waktu yang tepat

Untuk memberikan alternative pesan bagi redaksi media, ada 15 bentuk publisitas yang dapat dikembangkan oleh petugas PR:

1. News Release
Untuk memudahkan media mengkonfirmasi news release, selalu dicantumkan nama atau contact person, nomor telepon petugas PR yang berwewenang

2. Pengumuman
Informasi singkat dan terkini dari instansi pemerintah atau organisasi nirlaba yang penting untuk diketahui masyarakat.

3. Bylined article
Artikel dalam penerbitan bisnis berisi informasi aktual tentang kebijakan sebuah instansi yang berdampak pada aktifitas masyarakat, dan ditulis oleh pakar di bidangnya. Misalnya : Artikel tentang menurunnya minat pembelian rumah karena kenaikan bunga kredit kepemilikan rumah

4. Pariwara / Advertorial
Informasi korporat yang dikemas dalam bentuk iklan berita di media. Dirancang oleh desainer grafis dengan foto/ ilustrasi dan judul yang menarik sehinggah selintas seperti berita. Advertorial memuat kebijakan, kegiatan, tips, produk dengan menyebutkan merek atau nama instansi. Biaya pemuatan advertorial sama dengan biaya iklan komersil.

5. Agenda Kegiatan
Keterangan singkat tentang berbagai kegiatan non komersil yang perlu diketahui masyarakat dan mengandung informasi 5W 1H ( kapan, siapa, apa, dimana, mengapa, dan bagaimana)

6. Iklan Donasi
Iklan bersama yang dibayar oleh beberapa sponsor/ perusahaan yang berisi pesan social atau ajakan untuk melakukan aksi donasi. Biaya iklan ini lebih murah daripada iklan komersial karena mengandung informasi atau edukasi masyarakat.

7. Filter
Pesan berupa tips atau informasi yang berguna bagi masyarakat, tidak terikat waktu, sehinggah bisa dipakai oleh media untuk mengisi halaman yang kosong karenanya tidak dikenakan biaya pemuatan.

8. Opini/ Editorial Tamu
Analisa atau komentar atas kejadian atau masalah publik, yang ditulis oleh seseorang yang berkredibilitas dan memiliki posisi dalam suatu organisasi

9. Tanggapan surat pembaca
Surat tanggapan dari pejabat humas dan dikirim ke redaksi majalah, surat kabar untuk menanggapi atau mengoreksi surat pembaca atau berita yang dimuat sebelumnya

10. Promo
Pengumuman yang mempromosikan kegiatan organisasi, dimuat di media cetak atau ditayangkan di TV, disiarkan di radio

11. Foto Berita
Seperti halnya news release, foto yang bernilai berita juga dapat dikirim ke redaksi untuk dimuat. Dilengkapi teks atau caption, dikirim bersama – sama publikasi lain

12. Public Service Announcement (PSA)
Pengumuman yang disiarkan media tanpa dikenakan biaya, karena berisi kegiatan, informasi pelayanan dari instansi yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, organisasi nirlaba, yayasan sosial, dan lainnya.

13. Penerbitan Gratis ( Free Magazine)
Surat kabar atau majalah yang diterbitkan oleh organisasi dan dibagikan gratis ke pembaca. Isinya mengulas topik tertentu seperti : life style, program/produk baru dan kegiatan promosi

14. Sponsor Program TV
Program TV yang mengulas topik kemasyarakatan, bisa dikenakan biaya produksi atau cuma – cuma tergantung bentuk kerjasama dengan media. Berdurasi antara 30 – 60 menit dan tidak mencantumkan logo komersial

Tantangan bagi petugas PR dimanapun dan kapanpun adalah mencari cara agar kegiatannya mendapat pemberitaan seluas – luasnya di media. Ada 15 teknik bekerjasama untuk “ merangkul “media agar mendapatkan publisitas kegiatan PR:

1. Interview
Mengorganisir wawancara sesuai permintaan media, atau inisiatif petugas PR mengajukan wawancara menampilkan nara sumber dan topic yang bernilai berita

2. Kemudahan wawancara
Memberik kesempatan media untuk melakukan wawancara dengan juru bicara pada hari, tempat dan waktu yang ditentukan

3. Media Briefing
Merancang sesi khusus untuk memaparkan latar belakang informasi atau kejadian, bukan sekedar spot news kepada media tertentu. Berikan informasi selengkap-lengkapnya kepada reporter yang datang

4. Media Centre/Press Room
Ruang khusus untuk digunakan para reporter media massa membuat dan mengirim berita ke kantor redaksi

5. Media Junket
Undangan kepada media untuk meliput kegiatan khusus, mewanwancarai selebriti, perkenalan produk, dan fasilitas baru.

6. Media participation
Mengajak media untuk berpartisipasi dalam kegiatan khusus yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat dengan yang menyediakan berbagai bentuk promosi seperti hadiah , tiket, souvenir

7. Media preview
Memberi kesempatan kepada media untuk menonton pertunjukan atau film lebih dulu sebelum dipertontonkan ke publik, dengan harapan media menulis resensinya

8. Media tour
Mengundang sejumlah media untuk tur baik di dalam maupun luar kota, untuk melihat fasilitas organisasi syaratnya harus ada wakil perusahaan dari top manajemen yang menemani agar dapat diwawancarai atau memberi presentasi

9. Press Conference/ Jumpa Pers
Even yang diorganisir oleh perusahaan untuk memberikan pengumunan langsung ke media agar mereka mendapat informasi secara mendetail

10. Photosession
Memberi kesempatan bagi media untuk mengambil foto atau footage video dari seorang publik figure atau even yang bernilai berita

11. Kerjasama Promosi
Perjanjian antara dua instansi dalam bentuk tukar menukar produk, fasilitas, SDM, pelayanan atau jasa yang saling menguntungkan

12. Publicity Stunt
kegiatan yang tidak biasa adalah publisitas yang menarik, karena dapat menjadi berita human interest

13. Kunjungan Redaksi
Tujuan kunjungan bukan sekedar perkenalan, melainkan menyamakan persepsi dan pendapat untuk menjalin saling pengertian.

Berikut adalah gambaran describtion job yang harus dikuasai PR professional agar dapat survive dalam melancarkan strategi komunikasi:

1. Periklanan
Melputi kegiatan merencanakan isi, memproduksi, dan menempatkan iklan di media untuk menyampaikan pesan sesuai tujuan organisasi

2. Kegiatan social korporat / filantropi
Kegiatan kedermawanan sosial untuk menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat, dalam bentuk sumbangan yang diberikan langsung atau melalui pihak ketiga seperti PMI, LSM

3. Sponsorship
Mendukung sebuah even atau program dalam bentuk kontribusi nyata, dengan kontraprestasi berupa kesempatan untuk menampilkan citra produk/ perusahaan ataupun penjualan produk

4. Community Development
Upaya meningkatkan hubungan baik organisasi dengan publiknya melalui kegiatan penggalangan dana atau menarik minat menjadi anggota klub

5. External Communications
Penyampaian pesan untuk publik eksternal dalam berbagai bentuk media: brosur, video profil, pidato, special event, iklan luar ruang, dan lain sebagainya

6. Internal Communication
Komunikasi yang ditujukan untuk internal organisasi melalui berbagai media dan kegiatan : news letter, majalah dinding, manual perusahaan, poster, intranet, majalah dinding, outbound, dan lainnya

7. Lobbying
Kegiatan pendekatan langsung dan intensif untuk mempengaruhi kebijakan pejabat legislative dan pemerintah, agar berdampak positif pada operasional organisasi

8. Promosi
Kegiatan menarik perhatian public terhadap produk, organisasi atau merek melalui kegiatan khususn, iklan promo, display dll

9. Publisitas
Informasi tentang organisasi, seseorang, isu yang disiarkan secara gencar di media karena memiliki nilai berita atau berkorelasi erat dengan kepentingan publik

10. Riset PR
Yang termasuk kegiatan ini adalah media monitoring, polling atau jajak pendapat, survey pembaca/ kepemirsaan, environmental monitoring, PR audit, komunikasi audit, social audit.

11. Sosial event
Proyek, program, kegiatan, happening art yang mengajak partisipasi public, agar sesuai dengan tujuan organisasi

11. Press and Media Handling
Yang terpenting dan terutama dari semua job description PR adalah menangani wartawan / pers dan media

Menurut Public Relations Society Assosiation ( PRSA) dikutip dari buku the dollars & sense of PR, kemampuan yang harus dimiliki seorang PR adalah :

1. Kemampuan menulis
2. Kemampuan mengedit
3. Hubungan dengan media
4. Promotion
5. Speaking
6. Production: desain dan artwork
7. Programming: merancang kegiatan PR yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan
8. Institutional advertising : iklan korporat untuk reputasi perusahaan

Naskah Iklan Media Cetak

Sebelum membahas teknik penulisan naskah iklan media cetak, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu anatomi sebuah iklan cetak. Ini ada kaitannya dengan pengenalan-pengenalan istilah yang biasa digunakan dalam pembuatan iklan tersebut. Iklan cetak (printed) umumnya memiliki unsur-unsur utama yang menggunakan istilah-istilah sebagai berikut :
a.Headline atau judul ( yang tentu harus ada kaitannya dengan bodycopy-nya)
b.Visual, Illustrasi, gambar atau foto orang (model) atau apa pun yang berkaitan dengan konsep kreatif dan/ atau foto produk itu sendiri.
c.Bodycopy, atau teks yang memberikan informasi yang lebih rinci tentang produk atau jasa yang dijual.
d.Product Shot atau foto produk (yang sekaligus bisa menampilkan nama merk). e.Product Shot ini bisa saja merupakan main visual atau illustrasi utama.
f.Baseline yang biasanya terletak paling bawah di layout iklan. Di bagian ini bisa dimasukkan tagline, slogan, catch phrase, atau nama dan alamat perusahaan pengiklan.


Unsur lain yang sering muncul dalam iklan :
Kupon, yaitu bila pengiklan menginginkan response langsung (direct Response) dari sasaran atau untuk kepentingan survey konsumen dengan pencantuman kode tertentu.
Flash, Tulisan yang dibuat dengan unsur grafis tertentu agar lebih menekankan keterangannya.

Sejarah Public Relations

Sejarah Public Relations di Dunia

1. PR as non organized activity periode ( Periode tahun 1700 – 1800 )
Periode dimana public relations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak terorganisasi dengan baik, dikala itu banyak diwarnai dengan kegiatan penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme yang melanda dunia.Kegiatan diwarnai dengan acara yang sederhana, penyelenggaraan pidato, pertemuan dan korespondensi antarindividu. Banyaknya deklarasi kemerdekan membuat periode ini disebut juga dengan periode “Public of Independence”

2. Periode tahun 1801 – 1865 ( PR as organized activity periode)

Seiring dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri, keuangan, perdagangan dan teknologi. Aktivitas Public Relations mulai terorganisasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari Pesatnya perkembangan hubungan perdagangan lokal, nasional maupun internasional.Periode ini disebut masa perkembangan aktivitas PR ( PR of expansion) karena keberhasilan aktivitas PR/Humas dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan negara – negara Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya.

3. PR as professional ( Periode tahun 1866 – 1900 )

Pada masa ini, aktivitas PR berubah bentuk menjadi suatu kegiatan profesional. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industri berupa meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran (internal combustion engine).PR dimanfaatkan para robber barons (tuan tanah perampok) untuk kegiatan bisnisnya yang menganut asas laissez faire, sistem ekonomi monopoli yang tidak memperdulikan nasib rakyat/pekerjanya.Karena itu, Public Relations pada masa ini disebut masa the public to be damned periode (1811 – 1900).2)

4. Public be informed periode ( Periode tahun 1901 – 1919 )

Aktivitas Public Relations pada masa ini adalah melakukan investigative reporting (reportase investigasi) untuk melawan para petani, populis, kristiani, sosialis dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor. Mereka mengupah wartawan untuk membalas perlawanan tersebut dengan mempengaruhi berita yang dimuat di media massa.

Tercatat dalam sejarah Public Relations. Pada tahun 1906 seorang paktisi dan sekaligus tokoh Public Relations Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee, berhasil mengatasi krisis pemogokan massal yang melumpuhkan kegiatan industri pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road melalui strategi Management of PR Handling and Recovery. Dia bekerja sama dengan pihak pers yang mengacu pada Declaration of Principles.

5. The Public Relations and mutual understanding periode ( Periode tahun 1920 – sekarang )

Pada tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan sekarang ini menunjukan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.

Iklan Radio

Iklan media cetak terdiri dari :
1.Iklan Display
2.Iklan Advertorial
3.Iklan Baris

Ada delapan hukum desin :
1. Hukum Kesatuan
2. Hukum Keberagaman
3. Hukum Keseimbangan
4. Hukum Ritme
5. Hukum Proporsi
6. Hukum Penekanan
7. Hukum


Iklan Radio
Iklan radio adalah pesan informasi yang di sampaikan denganh menggunkan radio.

Cara membuat iklan radio :
Untuk naskah iklan radio sama seperti kita menulis naskah sandiwara /screenplay.Bedanya dengan naskah iklan cetak adalah pada gaya bahasa,batasan waktu dan peristilahan.Untuk iklan radio kita tidak selalau bisa menentukan siapa yang nanti akan membaca iklan.Ada beberapa cara tapi cara berikut adalah cara yang paling umum.Kalau wanita yang mengisi suara maka harus ditulis FVO (FEMALE VOICE OVER).Untuk suara laki-laki ditulis MVO(MALE VOICE OVER).Untuk suara efek ditulis sfx,Untuk membaca skrip dengan gaya membaca pengumuman narasi kita tulis sebagai anouncer/narator.

Jenis Iklan Radio :
1.Iklan dialog
2.Iklan Announcement
3.Jingle musik
4.Featured/ Advertorial

Yang paling penting adalah strapline.

Periklanan

Dilihat dari tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yakni : comercial advertising, corporate advertising, dan public service advertising.

1. Comercial Advertising. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam.

· Iklan Strategis. Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.

· Iklan Taktis. Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.

2. Corporate Advertising. Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada Public.

Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

3. Public Service Advertising. Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya

Jenis Media Public Relations

Media promosi Public Relations

Menjabarkan perencanaan media harus mengetahui jenis – jenis media utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi, dampak. Diantaranya beberapa pemilihan dan jenis media yang ditentukan, di antara sebagai berikut :

a. Media Public Relations

Media Massa

Jenis media massa ini merupakan prioritas utama sebagai media atau alat untuk tujuan publikasi dan sebagai upaya penyampaian pesan – pesan dan informasi secara luas.

1. Media cetak yang bersifat komersial (news media), misalnya kabar harian, tabloid, majalah hiburan atau hiburan yang terbitnya secara berkala mingguan dan bulanan dan di baca oleh masyarakat umum.
2. Media elektronik seprti halnya Radio dan TV, Radio niaga lainnya yang mempunyai pendengar atau jumlah luas.

Media Internal Perusahaan

Franks Jefkins (1988) dalam Ruslan (2010:196) menyebutkan diantaranya terdapat lima model mengenai house jurnal, yaitu :

1. The Sales Bulletin, merupakan bentuk media komunikasi reguler antara manajer penjualan dengan salesman yang berada di lapangan, dan biasanya di terbitkan secara mingguan.
2. The Newsletter, merupakan media informasi atau siaran berita singkat, ditujukan pada pembaca yang sibuk atau tidak memiliki waktu untuk membaca berita terlalu panjang dan rinci.
3. The magazine, suatu bentuk majalah yang berisikan tulisan feature, artikel, gambar – gambar dan biasanya diterbitkan berkala secara bulanan atau dwibulanan.
4. The tabloid newspaper, yaitu media yang mirip dengan surat kabar populer dan berisikan berita – berita pokok, artikel populer yang pendek dan dilengkapi dengan gmbar atau ilustrasi yang menarik pembaca, biasanya diterbitkan secara mingguan, bulanan, dwibulanan.
5. Thw wall newspaper, merupakan bentuk media yang sering digunakan sebagai media komunikasi internal antar karyawan

b. Jenis Media Lini Bawah

Adapun jenis media lini bawah salah satu bentuknya, antara lain berbentuk, yaitu :

pertama : Prensentasi pengenalan , presentasi untuk pendidikan atau tujuan bisnis, sebagai upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada publik atau konsumennya, termasuk mengadakan

* Seminar
* Special event ( acara khusus)
* Diskusi
* Berdialog
* Rapat

Untuk dapat mendengar aspirasi dan keinginan – keinginan dari pihak publiknya secara langsung.

kedua : Peduli kepada masyarakat sekitarnya semisal ikut program sosial, menyumbangkan masyarakat yang terkena musibah bencana alam, dan sebagainya.

ketiga : Pameran (exhibitions), pada event – event tertentu lainnya, semua merupakan upaya peningkatan pengenalan, promosi dan publikasi produk tertentu.

keempat : Penjualan secara langsung dengan menawarkan produk kepada konsumennya (door to door, direct mail, and selas letter offer)

kelima : Membentuk alat pendukung Humas : promosi atau berbentuk barang cetakan (as a promotion tool and printed material) yang dipergunakan untuk mendukung publikasi dan pengenalan (awereness), diantaranya sebagai berikut :

1. Suplement, advertorial (artikel sponsor), periklanan humas, sponsorship (penyokong acara) sebagainya.
2. Booklet, sticker, banner, spanduk, umbul – umbul dan pamflet.
3. Post card, calender, suplement publications, direct mail.
4. Surat berkop perusahaan / lembaga, logo, brands name, serta membuat kartu nama (name card bussines) untuk membangun relasi atau kenalan banyak sebanyak mungkin.
5. Komunikasi melalui faxmili, teleks, dan telepon.
6. Komunikasi elektronik atau E – mail, misalnya internet, computerin line dan direct telepon. (Ruslan 2010:198)

Penerapan Promosi Public Relations

Adapun yang menjadi titik perhatian dari promosi public relations officer agar dapat di jadikan plot atau alur dalam operasional promosi public relations, Juuliansyah (2008:82) manjelaskan adapun langkah – langkah tersebut adalah sebagai berikut :

* Melihat kondisi Internal

Yang menyangkut kemampuan dan kelebihan produk atau jasa, harga yang kompetitif, mode yang menarik, daya tahan dan daya saing lainnya.

* Memperhatikan kondisi pesaing

Dengan melihat produk atau jasa yang lain atau dari segi kualitas, harga yang kompetitif, mode yang menarik dan daya tahan di bandingkan dengan produk atau jasa pesaing lainnya.

* Pengamatan terhadap kondisi eksternal

Upaya yang dilakukan adalah mendekatkan hubungan yang lebih erat antara produk yang akan di konsumsi, biasanya kondisi eksternal tercipta oleh dealer, agen, atau distributor untuk memblokade produk agar tidak masuk kedalam pasaran, di sampinh promosi public relations sebagai upaya lebih memperkenal – erat hubungan produk kepada para pemakainya.

Sabtu, 18 Juni 2011

Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi Organisasi.

Perkembangannya dimulai dari:
Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g. gerak tangan atau volume suara;
AbadBerbicara & Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran;
Abad Penggunaan Media Tulisan;
Abad Penggunaan Media Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.

Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.

Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.

Massa sendiri artinya “orang banyak” atau “sekumpulan orang” –kelompok, kerumunan, publik.

Pengertian Komunikasi Massa Menurut Para Ahli:
Bittner: Mass communication is messages communicated throught a massa medium to a large number of people.

William R. Rivers dkk. membedakan antara communication dan communications. Communication adalah proses berkomunikasi. Communications adalah perangkat teknis yang digunakan dalam proses komunikasi, e.g. genderang, asap, butir batu, telegram, telepon, materi cetak, siaran, dan film.

Edward Sapir: Communication = proses primer, terdiri dari bahasa, gestur/nonverbal, peniruan perilaku, dan pola perilaku sosial. Communications = teknik-teknik sekunder, instrumen dan sistem yang mendukung proses komunikasi, e.g. kode morse, telegram, terompet, kertas, pulpen, alat cetak, film, pemancar siara radio/TV.

William R. Rivers dkk.:
Komunikasi Massa dapat diartikan dalam dua cara:
1. Komunikasi oleh media.
2. Komunikasi untuk massa.
Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.

Karakteristik Komunikasi Massa
William R. Rivers dkk.:
1. Satu arah.
1. Selalu ada proses seleksi –media memilih khalayak.
2. Menjangkau khalayak luas.
3. Membidik sasaran tertentu, segmentasi.
4. Dilakukan oleh institusi sosial (lembaga media/pers); media dan masyarakat saling memberi pengaruh/interaksi.

McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari segi:
1. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi formal, “sender”-nya seringkali merupakan komunikator profesional.
2. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak; merupakan produk dan komoditi yang bernilai tukar.
3. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah, impersonal, bahkan mungkin selali sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
5. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima.

Denis McQuail tentang Media:
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.

Lengkapnya, Karakteristik Komunikasi Massa menurut para pakar komunikasi :
1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
2. Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh massa.
4. Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication).
6. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.

Karakteristik Media Massa:
1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.
2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Lingkup Kerja Public Relations

Setelah kita mengetahui apa itu Public Relations, maka kita akan mempelajari hala-hal yang akan ilakukan oleh public relations. Adapun hal yang harus adalah mengenal ruang lingkup kerja dari Public Relations, ruang lingkup public relations dapat dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal.

Adapun tujuan dan tugas public relations berdasarkan ruang lingkup kegiatannya adalah :

1) Internal Public Relations
Griswold mengatakan, “Mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja adalah tujuan internal public relations.” ( Griswold dalam Abdurrachman 2001:34 ) Berdasarkan tujuan internal public relations di atas, maka tugas yang harus dilakukan oleh seorang praktisi PR adalah sebagai berikut:
“Menyelengarakan komunikasi yang sifatnya persuasif dan informatif. Ia harus mengadakan analisa tentang policy kepegawaian (personnel policy), termasuk gaji/upah, honorarium, dan kesejahteraan karyawan lainnya; menganalisa apa yang telah dilaksanakan di dalam internal public relations; mengadakan survei tentang “attitudes” para karyawan terhadap instansinya, kebijakan instansi itu dan kegiatan-kegiatannya.” ( Abdurrachman 2001:35 )

Jadi, tugas seorang praktisi PR untuk ruang lingkup internal adalah menciptakan iklim komunikasi yang bersifat persuasif dan informatif, menganalisis masalah kepegawaian, dan tanggapan atau perilaku karyawan terhadap kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.


2) External Public Relations
Oemi Abdurrachman menyebutkan, “salah satu tujuan external public relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan/instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu.” ( Abdurrachman 2001:38 )
Adapun tugas external public relations, yaitu:
a. Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai, dan metode yang digunakan.
b. Memberi advice (nasehat) dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan public relations mengenai perbaikan-perbaikan, kegiatan-kegiatan, dan lain-lain.
c. Memberikan penerangan-penerangan yang objektif, agar publik tetap informed tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan.
d. Menyusun staf yang efektif untuk bagian itu. ( Abdurrachman 2001:39-40 )

Jenis Komunikasi Organisasi

JENIS KOMUNIKASI ORGANISASI

> KOMUNIKASI INTERNAL

Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].

Dua dimensi komunikasi internal :

1. KOMUNIKASI VERTIKAL

Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].

” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.

” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan

> KOMUNIKASI HORISONTAL

komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

> KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS COMMUNICATION]

Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.

> KOMUNIKASI EKSTERNAL

Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.

> BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :

1. Bentuk Komunikasi berdasarkan

a. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.

A——–àß———–B

b. Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :

a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele

Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

b. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.

Perawat—– ® ¬ ——Pengunjung puskesmas

c. Komunikasi perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.

Perawat—– ® ¬ ——Pasien

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :

1. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

A ——————® B

b. Komunikasi timbal balik.

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya

2. Simbol/ isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

5. KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1.Dari segi sifatnya :

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.

b. Komunukasi Tertulis

Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.

c. Komunikasi Verbal

d. Komunikasi Non Verbal

2. . Menurut Keresmiannya :

a. Komunikasi Formal

b. Komunikasi Informal

Komunikasi Informal

•Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi.

•Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.

•Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan)

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Hambatan dari Proses Komunikasi

· Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

· Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

· Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

· Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

· Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

· Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.

5. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,

kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat

pancaindera seseorang, dll.

CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Gunakan umpan-balik

Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.

2. Kenali si penerima berita

- bagaimana latar belakang pendidikannya,

- bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,

- sejauh mana minat dan perasaanya

3. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik-baik : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan

KESIMPULAN

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara keduanya.

produktivitas kerja

Para ahli manajemen sumberdaya manusia menyebutkan, bahwa upaya meningkatkan produktivitas kerja sangat ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan sumberdaya manusia organisasi itu sendiri. Pendapat seperti itu didukung oleh keyakinan bahwa, tinggi rendahnya produktivitas kerja individu anggota organisasi ditentukan oleh motivasi dan kemampuan (Mejia, Balkin dan Cardy, 1998).

Bagi pakar perilaku organisasi seperti Robbins (1996) misalnya, produktivitas kerja telah dipandang sebagai salah satu human output, yaitu sebagai hasil dari interaksi antara karakteristik individu (nilai dan sikap, kemampuan, motivasi), karakteristik kelompok (strukutur kelompok, konflik, komunikasi, tim kerja, kekuasaan, dan kepemimpinan), serta karakteristik organisasi (budaya organisasi, struktur organisasi, teknologi, desain pekerjaan, kebijakan dan praktik sumberdaya manusia). Karena itu, persoalan bagaimana meningkatkan produktivitas kerja akan ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengidentifikasi karakteristik individu anggota organisasi, karakteristik kelompok maupun karakteristik organisasi, serta bagaimana ketiga faktor tersebut saling berinterelasi.

Robert M. Ranflt (A. Dale Timpe, 1992: 106-120) setelah menelaah ratusan penemuan studi tentang produktivitas, menyimpulkan terdapat tujuh faktor kunci sebagai sumber pemacu produktivitas tinggi, yaitu (1) keahlian manajemen yang bertanggung jawab, (2) kepemimpinan yang luar biasa, (3) kesederhanaan organisasional dan operasional, (4) kepegawaian yang efektif, (5) tugas yang menantang, (6) perencanaan dan pengendalian tujuan, serta (7) pelatihan manajerial.

Sondang P. Siagian (2002: 10-34), setelah menelaah lebih dari 60 kepustakaan yang erat berkaitan dengan peningkatan produktivitas kerja menyimpulkan ada empat kelompok faktor penentu keberhasilan upaya peningkatan produktivitas kerja sebagai berikut: (1) Perbaikan terus menerus, meliputi perubahan strategi organisasi, kebijakan, pemanfaatan teknologi, serta perubahan dalam praktik-praktik sumberdaya manusia. (2) Peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen organisasi. (3) Pemberdayaan sumberdaya manusia, maksudnya mengakui harkat dan martabat anggota organisasi sebagai manusia, menghargai dan mengakui hak-hak para anggota organisasi, penerapan gaya manajemen yang sesuai, perkayaan mutu kekaryaan melalui penyelia yang simpati, tugas pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan, serta adanya umpan balik pekerjaan. (4) Filsafat organisasi yang dilandasi oleh fokus perhatian pada kepuasan pelanggan, pemupukan loyalitas dan komitmen anggota organisasi, perhatian pada budaya organisasi, serta pentingnya ketentuan formal dan prosedur.

Berdasarkan telaah Robert M. Ranflt dan Sondang P. Siagian di atas, inti dari semua upaya peningkatan produktivitas organisasi adalah terletak pada sampai sejauhmana seorang pemimpin mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin. Oleh karena itu para pakar bersepakat bahwa inti dari manajemen (administrasi) adalah kepemimpinan.

saluran komunikasi

Dalam suatu organisasi, saluran formal “berwujud jalur komunikasi resmi seperti yang tertampung pada peta organisasi dan disebutkan dalam deskripsi jabatan” (Redding dan Sanborn, 1964 : 60). Pad a tingkat masyarakat luas, salman formal pada dasarnya disamakan dengan media massa apakah komunikasi itu terjadi melalui kontak pribadi, alat elektronik atau cetak. Tetapi, apakah saluran itu sendiri dianggap punya otoritas atau tidak.

Ciri saluran komunikasi formal yang khas, sebagaimana dikatakan oleh Shibutani (1966), adalah bahwa saluran itu berfungsi sebagai standar bagi semua laporan yang datang dari semua sumber agar dapat diperiksa kebenarannya. Ciri kedua adalah dalam saluran (formal) itu sumber pesan dapat dikenali, dan tentunya dapat dipercaya. Seperti yang dikatakan Lang dan Lang (1968 : 60), “Para redaksi dan komentator tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab melakukan evaluasi berita-berita yang disampaikan.” Jadi, informasi yang disampaikan itu memiliki “jaminan dari seluruh organisasi berita, yang selalu harus menghadapi tuntutan salah langkah”.

Saluran komunikasi formal adalah saluran yang terorganisasi dengan baik. Seperti lembaga sosial lainnya, saluran komunikasi formal bercirikan aturan-aturan yang stabil, pejabatnya melakukan pekerjaan yang benar-benar jelas, aturan pekerjaannya disusun dengan baik dan dapat diikuti oleh orang yang berbeda-beda, dan adanya sanksi yang jelas. Dalam organisasi itu ada ukuran penerimaan, jalur pengiriman yang terencana, prosedur verifikasi, dan kode etik perilaku. Karena peserta dalam organisasi itu dapat dikenali maka mereka secara pribadi dapat dipercaya dalam pekerjaannya.

Kepastian tanggungjawab, pertimbangan kebanggaan pribadi, dan perhatian kepada reputasi individu dalam organisasi cenderung untuk meningkatkan pemenuhan kegemaran pribadi melalui jalur komunikasi yang akurat (Shibutani 1966: 21)

Saluran formal juga disebut sebagai saluran yang melembaga. Sifat saluran komunikasi formal beragam sesuai dengan jenis masyarakat di mana saluran itu berada. Pandangan ini dinyatakan dalam skema di atas, yang membandingkan saluran formal dalam masyarakat massa dan masyarakat tradisional.

pengertian komunikasi organisasi

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Organisasi dan komunikasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.

Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:

kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.

Jumat, 17 Juni 2011

Tugas -tugas public relations

Tugas-tugas inti seorang PR


1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan. Seorang PR specialiast menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan organisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan positif dengan publik.

2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk “mengatakan sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, seorang PR juga membangun dan memelihara hubungan yang koperatif dengan wakil-wakil komunitas, konsumen, karyawan dan public interest group, juga dengan perwalian dari media cetak dan broadcast.

3. Seorang PR menyampaikan informasi pada publik, interest group, pemegang saham, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan menaruh perhatian terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.

4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media, yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel di majalah, bermula dari meja seorang PR.

5. Seorang PR juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk memelihara dan mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan publik. Mereka mengatur speaking engagement, pidato untuk kepentingan sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi visual lain dalam meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk proyek-proyek yang beragam.

6. Dalam pemerintahan, seorang PR–yang kemungkinan akan disebut sebagai “sekretaris pers”, “information officer”, “public affair specialist” atau “communications specialist”, bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan agen-agen pemerintah dan pegawai-pegawai resminya.

7. PR yang berurusan dengan publisitas untuk individual, atau mereka yang menangani public relations untuk organisasi kecil, kemungkinan akan berurusan dengan semua aspek pekerjaan. Mereka akan menghubungi orang-orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material untuk distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales promotion untuk mendukung kegiatan marketing.

pengertian problem solving

A. Pemecahan Masalah (Problem solving)

Manusia dalam setiap denyut hidupnya tidak akan pernah lepas dari masalah. Hanya saja, besar dan kecil, rumit dan sederhana, penting dan tidak penting dari masing-masing orang sangat bervariasi bergantung dari bagaimana keterampilan mereka mengelola masalah dan keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan sebuah masalah.

Masalah adalah suatu kesenjangan yang tidak diinginkan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual dari sesuatu yang dianggap penting. Penyebab dari masalah itu sendiri bisa jadi sesuatu yang diketahui atau sesuatu yang tidak diketahui.

Masalah dapat dievaluasi berdasarkan tingkat kepentingannya dan kemungkinan dari tingkat kompleksitas solusinya. Penting tidaknya suatu masalah ditentukan oleh biaya (finansial ataupun non finansial) yang akan muncul jika masalah tetap tidak dipecahkan. Kompleksitas tergantung pada jumlah variabel yang saling terkait dan ketertarikan pada solusi yang kemungkinan akan diterapkan.

Suatu kelompok akan terlibat dalam pemecahan masalah manakala masalah itu memang cukup penting, dan jika jelas diketahui apabila satu orang saja tidak akan dapat mengembangkan atau mengimplikasikan suatu solusi yang memuaskan. Sebaliknya, masalah yang tidak penting tidak perlu investasi dalam bentuk aktivitas pemecahan masalah secara kelompok.

Allah SWT menciptakan manusia dengan menawarkan pilihan dalam menghadapi tantangan setelah membekali akal dan naluri yang bersifat fitrawi. Islam mewajibkan umatnya untuk menggunakan pikirannya dalam menghadapi tantangan tersebut. Dalam konteks psikologi hal itu diinterpretasikan dengan problem solving.

Pemecahan masalah menyangkut diambilnya suatu tindakan korektif untuk menutup kesenjangan masalah dengan menghilangkan atau memindahkan penyebab masalah. Oleh karena itu untuk mencapai pemecahan masalah yang tuntas diperlukan identifikasi semua penyebab dari masalah. Identifikasi dari masalah ini antara lain meliputi mencari informasi yang dibutuhkan dari masalah yang dihadapi, opsinya, konsekwensi positif dan negatif, dan faktor yang berpengaruh di dalamnya.



Pengertian Problem solving

Dr. Walter A. Shewhart mengatakan bahwa problem solving merupakan siklus proses yang terdiri dari empat tahap, yaitu rencana (plan), melakukan (do), memeriksa (chek) dan aksi (act). Rencana merupakan proses untuk mendefinisikan dan mengidentifikasi solusi potensial dari masalah. Apa yang dilihat, itulah kekuatan masalah sebenarnya dari simtom. Tahap perencanaan kemudian diperkuat tahap melakukan yaitu mengimplementasikan berdasarkan rencana yang telah dibangun.

Tahap memeriksa dengan melihat hasil perubahan yang bersifat kekal dan melakukan perbaikan pengukuran. Aksi merupakan tahap terakhir yang dalam implementasinya orang yang memecahkan masalah terdiri dari tiga model, yaitu; 1) Orang tidak melakukan apapun, 2) Orang membuat penyesuaian minor dan 3) Orang membuat penyesuaian mayor.